Saturday, 24 May 2014

Semangat "Semester"



Entah kenapa setiap semester berjalan, selalu saja ada “semangat” yang dikirimkan Tuhan untukku dalam wujud manusia yang tentunya lawan jenis. 

Siapa pun itu, ya aku menyadari keberadaannya selalu ingin membuatku rajin ke kampus. Memang sih dalam posisiku saat ini seharusnya aku tak menjadikan seorang lawan jenis untuk menjadi semangatku kuliah, karena akupun sudah menjalin relasi dengan seseorang.


Lucunya memang seperti selalu diberi kesempatan untuk menatap dalam kepada “semangat” ya walaupun aku sadar, aku gak akan bisa mendapatkannya. Hahaha
Mungkin “semangat” adalah bagian dari perjalanan hidupku hingga tiba waktuku menyelesaikan kuliah dan menikah dengan adit (insya Allah).


Untuk yang pernah jadi “semangat’ buat aku (buat yang nyadar dan buat yang gak sadar) , aku Cuma mau ngucapin terimakasih ya, karna kalian aku jadi punya dua tujuan ke kampus. Hehehe dan yang udah pernah aku tinggalin jejak dalam bentuk mixtape, ya gitu aja sih.


Sebenernya sih, kalo ceritain soal “semangat” , mungkin banyak orang beranggapan apaan sih ni cewe modus, apaan sih genit banget , dan pikiran negatif lainnya. 

Aku sadar kemungkinan akan mendapatkan komen kaya gitu, tapi bagi mereka yang mengerti  ya memang jalannya seperti ini. Bukan mauku.

Dosen Out of the Box



Dikampus ada dosen baru yang menurutku “beda” dari dosen-dosen lain. Mungkin karena dosen itu nyeni banget. Awalnya semester lalu aku baru mengambil mata kuliah produksi siaran televisi, awalnya masih bertanya-tanya siapa nih dosen yang punya kode ABR , nanya ke yang lain juga pada gak tau itu siapa.

Minggu pertama masuk kuliah, tepatnya hari kamis jam 13.00 di kelas yang samping ruang KaJur Periklanan, asing banget sama kelas PST aku. Paling yang aku kenal Cuma 10% dari keseluruhan jumlah siswa.

Gak lama, datenglah laki-laki gondrong kribo pake topi, kurus , menggunakan kemeja dan pake celana jeans agakcutbray sih. Kirain dia itu senior yang udah kena pemutihan, taunya dosennya. Hhaha

Memperkenalkan diri dengan nama Budiman Akbar, dan minta dipanggil Mas Akbar sama anak2 kelas.

 Gue sempet terheran-heran juga sih dapet dosen modelan begitu yang ngomongnya juga pake gue-elo.

 Mungkin karena gue terbiasa jadi anak TVRI banget. Ternyata ternyata mas akbar itu dosen di IKJ, kampus yang selama ini aku idam-idamkan hhahaha. Selama beliau bercerita tentang dirinya ya yang aku tangkep memang dia orang hebat, entah kenapa aku selalu punya keyakinan kalo orang ini bisa membantu aku untuk lebih berkembang untuk menciptakan suatu karya.


Pulang kampus, aku langsung googling dong siapa beliau. Ya memang kebiasaan ku selalu googling setiap masuk kelas baru karena pengen tau siapa sih sebenarnya dosen yang ngajar aku di kampus.Akhirnya aku tau kalau mas akbar itu seorang penulis skenario, orang perfilman juga dan hebatlah pokoknya.


Pokoknya setiap minggu gue usahain masuk kelas mas akbar karena gak mau ketinggalan materi, aku sadar banget emang banyak hal yang baru aku dapetin lagi. Dan mas akbar membuka pikiran anak2 untuk out of the box, tapi gimana lagi mungkin penyakit turunan sih di kampus “yang penting kelar” , bukan ide baru yang mereka keluarkan. Kebanyakan mereka emang nggak mau repot dan dapet nilai bagus aja.


Suatu hari di akhir kelas, aku memberanikan diri untuk minta mas akbar untuk membantu gue nusun tugas akhir. Aku mau membuat karya terakhirku jadi karya yang baik yang pernah aku bikin. Aku butuh masukan dari orang-orang hebat yang bisa membangun aku dibidangnya. How lucky i’am .. gayung bersambut.. mas akbar mau memberikan bantuan untuk TA aku secara konsep.


Sampai kesini-sini, aku mulai banyak konsultasi ke mas akbar untuk beberapa program yang akan aku bikin buat tugas aku. Aku pengen tugasku semester ini merupakan tugas produksi yang aku aku kerjakan dengan niat dan sepenuh hati. Beberapa program aku ajukan , dan dinilai sama beliau mulai dari Jalan Pulang , Fashion Police , dan Dadakan Cukur. Aaah gokil banget aku sebenernya gak kepikiran buat bikin program kaya gitu, apalagi dadakan cukur karena itu tantangan banget buat aku dan kelompokku.

Dadakan cukur idenya semua dari mas akbar, dan buat aku bikin program yang beda dari yang lain itu udah luar biasa. Kemarin sempat ketemu lagi dengan mas akbar dan cerita-cerita soal pekerjaan hingga dadakan cukur , samapi akhirnya dia bilang “jangan jadiin portfolio aja, dan lo bisa nunjukin ke orang-orang kalo itu ide lo” . spontan dong aku bilang “lha itu kan idenya mas akbar..” Hahaha

 Semoga aja dengan dadakan cukur , itu bisa jadi bekalku membawa aku ke masa depan yang lebih cerah.

Terimakasih yang tak terhingga lah untuk mas akbar..

Btw, ada kata-kata yang bakal gue inget “dari pertama gue liat lo, lo udah keliatan beda dari anak-anak lain dit. Mungkin itu juga yang bikin lo susah dapet temen di kampus, harusnya lo masuk IKJ/ISI jangan kampus reguler gini supaya bakat lo bisa berkembang”

B A N G G A



Mungkin aku tak akan melupakan tanggal 22 mei 2014 lalu..

Tepatnya malam itu , mungkin suasana hati ibu sedang kurang baik karena ada suatu persoalan baru yang muncul. Ibu sholat , berdoa cukup lama tak seperti biasanya untuk menenangkan hatinya. Begitulah ibuku, begitulah beliau menenangkan hatinya.

Aku mengerti keadaan kemarin memang sangat berat, tapi aku mencoba mendekati ibu untuk memulai berbicara dari hati agar ibu bisa sedikit lega mengeluarkan unek2 dalam hatinya.
Memang, aku dan ibu sangat berbeda sekali kepribadiannya. Bagaikan bumi dan langit. Ibuku adalah sosok wanita yang lemah lembut, sabar , dan sulit meluapkan emosinya. Sementara aku sebaliknya..
Sering kali aku berbagi rasa dengan ibu, tetapi terkadang selalu berakhir ribut kecil karena aku terlalu keras kepala.

Lanjut cerita kemarin, aku mencoba menenangkan ibu dan memang kemarin aku harus mengesampingkan egoku. Tak lama ibu mulai bercerita tentang kegundahan hatinya, tetapi omongan kita kembali ngalor ngidul lagi. Walaupun begitu ibu udah mulai sedikit mereda walaupun tak sepenuhnya.


Ditengah-tengah pembicaraan kemarin, kami memang sempat membicarakan masa lalu saat bapak masih ada. Tiba-tiba ibu bilang sama aku
 “Teteh semakin kesini semakin lebih baik, perubahan teteh jauh banget dari dulu. Dulu ibu sempat takut untuk dekat sama teteh, tapi sekarang ibu bangga banget sama teteh karena teteh udah banyak nunjukin perubahan teteh.”


Jujur aku kaget banget, rasa mau nangis tapi aku tahan(gengsi) haha.. aku gak tau saat itu aku harus ngomong apa dan ngapain, speechless banget. Selama 24 tahun aku baru mendengar kata-kata itu dari ibu. Ibu bilang kalau ibu bangga sama aku,dan itu suatu kebahagiaan yang sebenarnya. Aku dapet pengakuan dari ibu ku .


Bahagia memang bahagia, tetapi membuat ibu bangga tak hanya sampai kemarin. Selamanya aku akan tetap berusaha membuat ibu bangga dan tentunya membuat bapak dan ketiga adikku bangga . bangga memiliki aku. 

Terimakasih banyak ya,Bu.. teteh akan selalu buat ibu bahagia dan bangga sama teteh.